.
45 menit berikutnya aku berdiri di hamparan pasir putih, memandang jauh ke ujung teluk. Ombak melengkung sempurna dan berakhir di hamparan koral yang terlihat jelas mencuat di sela buih-buih ombak, sesaat bimbang menghampiri, laut sudah mulai surut. Aku letakkan papan dan duduk mengamati para surfer yang beraksi di atas ombak. Edo duduk di sebelahku dan mengoleskan lilin di permukaan papan, menali leash rope di kaki kanan dan sesaat kemudian ia berdiri lalu berjalan tanpa ragu menuju air. "there is no time to worry, go out there and get some barrel!" Kataku pada diriku sendiri, kemudian aku beranjak dan menyusul Edo mendayung papan menghadapi ombak karang Watu Karung.
Kini aku duduk di atas papanku, cemas memandang jauh ke depan. sebuah pertanyaan berulang kali menghampiri, "akankah aku bisa mengendarainya?" Lalu sebuah ombak terlihat terbentuk di kejauhan, mendekat dengan kecepatan konstan dan semakin membesar tepat menuju ke arahku. Edo pun berteriak memberi arahan untukku bersiap, segera aku putar papan mengarah ke pantai, ombak semakin besar dan terlihat mulai meruncing di belakangku, berbagai keraguan dan pertanyaan menguap berganti dengan hening absolut. Aku terus mendayung dengan seluruh tenaga, perlahan tubuhku terangkat tinggi ke puncak ombak. Tanpa membuang waktu aku dorong tubuhku berdiri di atas papan, namun sedetik kemudian dasar lautan seolah menyerbu cepat ke arahku, ombak melemparkanku ke dasar laut dan menggulungku selama beberapa detik. Segera aku jejakkan kaki di atas karang dan mendorong tubuhku kembali ke permukaan laut, terasa perih, mungkin kakiku robek karena itu, tapi aku tak peduli asalkan aku bisa segera kembali bernafas.
Aku meraih papanku mendayung perlahan ke line up. Edo terlihat mengejar sebuah ombak, berdiri cepat dan masuk ke dalam barrel lalu keluar di belakangku dengan senyum mengembang di wajahnya. "Jangan terlalu terburu, gunakan waktumu dan biarkan ombak mendorong papanmu. Itulah waktu yang tepat untuk berdiri," ujar Edo sambil duduk di atas papannya.
Beberapa saat kemudian muncullah sebuah ombak medium menuju ke arahku, segera aku putar papan dan mendayung dengan konstan, aku percepat dayunganku saat ujung belakang papanku terangkat oleh ombak, lalu yang terjadi selanjutnya seperti sebuah mimpi. Aku meluncur di atas permukaan ombak yang sangat halus, hamparan koral beraneka warna seakan melaju cepat di bawah kakiku, sungguh menakjubkan. Keheningan kembali hadir, di momen inilah perasaan tenang mulai meraja lalu segera berganti dengan perasaan gembira yang membuncah saat gulungan ombak berakhir.
Beberapa menit berikutnya seorang legenda surfing Pacitan, dokter Harry terlihat mendayung papannya perlahan mendekat, dia tersenyum dan melambaikan tangan ke arah kami. Hari yang menakjubkan, mendapatkan ombak indah di Watu Karung dan surfing bersama seorang legenda sebagai bonusnya.
Terkadang ombak besar membuatmu kerdil atau lautan terlalu surut sedangkan karang menghampar hanya beberapa senti di bawah telapak kaki, tapi kamu harus menghadapinya, kamu tidak punya pilihan, karena kamu seorang surfer.
Bersama Edo setelah surfing Watu Karung photo:Ida |
No comments:
Post a Comment